Mungkin  banyak sekali diantara pembaca yang sudah tidak asing mendengar hadits  hadits tentang bid,ah, tetapi tak banyak yang bisa dilakukannya selain  menangkap mentah dan menelannya mentah juga, Perhatikan hadits berikut :
"Sesungguhnya  ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup  ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk URUSAN AGAMA  ialah yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan  tiap bid'ah adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka". (HR. Muslim)
Hal yang tampak tak jelas pada hadits diatas hanya 1 yakni yang diada adakan,  selebihnya jelas dan mudah dipahami. Sungguh sebuah kebenaran yang  sangat indah. dan coba anda pasangkan dengan hadits berikut: 
"Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram  itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara syubhat, Kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga diri  dari  perkara syubhat tersebut, maka dia telah menjaga agamanya dan  kehormatannya, dan barangsiapa yang jatuh dalam perkara syubhat, maka  dia jatuh kepada hal yang haram. ......." 
Jika  pada kedua hadits diatas anda masih belum mengerti bahkan cenderung  bingung, Perhatikan lagi kaidah dalam ilmu hadits berikut dan camkan  yang tercetak tebal.
- Untuk Perkara Ibadah, hukum asalnya adalah Haram dikerjakan.....Sebelum ada perintah (tentu saja perintah tersebut berasal dari Al Qur'an dan Hadits)
- sedangkan Perkara Keduniaan, Hukum asalnya adalah Halal dan boleh dikerjakan,...sebelum ada Larangan.
Bagi umat muslim itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar, Bahwa sesuatu yang haram sungguh telah jelas, begitu juga yang halal. Dari penjelasan diatas, saya yakin pembaca pasti paham, dalam perkara apa makruh dan mubah itu ditempatkan. 
Alhasil, janganlah kita seperti orang bingung, karena kebanyakan orang Indonesia  lebih suka mengerjakan sesuatu yang tidak ada contohnya, sedangkan  banyak sekali yang telah ada contohnya (sunnah) dia tinggalkan tanpa  merasa. sungguh ini hanya bisa dipahami oleh orang yang bukan sekedar  berakal, tetapi betul betul menggunakan akalnya itu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar